Unggulan

Menemukan Tempat yang Tepat, Waktu yang Tepat Untuk Malam yang Penuh Bintang | Astrofotografi dengan Luke Tscharke Bagian 1

by Luke Tscharke

Article Categories

Dahulu hanya ada teleskop canggih, yang tersedia untuk beberapa orang saja, untuk menangkap gambar langit malam dengan jelas. Saat ini, kamera bertenaga tinggi yang mampu menciptakan foto menakjubkan benda-benda langit sudah tersedia di pasaran, memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk mencoba astrofotografi. 

Bagi fotografer Australia yang berbasis di Tasmania, Luke Tscharke, kamera-kamera ini telah memberinya sarana untuk memperdalam ketertarikan seumur hidupnya dengan planet, gugus bintang, dan galaksi yang berjarak ribuan tahun cahaya dari tata surya kita. Foto-foto pemenang penghargaan dan kontribusi reguler ke Australian Geographic Magazine, memenuhi portofolio Luke yang berisi foto-foto menakjubkan dari keindahan alam langit malam. 

Pada bagian pertama dari seri astrofotografi tiga bagian ini, ikuti perjalanan Luke dalam menggali rahasia untuk menemukan waktu dan lokasi yang tepat untuk mengambil foto benda langit yang menakjubkan: 

Alpha 7 IV | FE 12-24mm F2.8 GM | 14mm | 25 sec | F1.8 | ISO 3200

Sumber cahaya, terutama kota, dapat menciptakan polusi cahaya yang luas, yang dapat mengaburkan langit malam dan kilauan alami yang dipancarkan bintang, planet, dan galaksi. 

“Dalam mencari lokasi, ada beberapa elemen kunci yang harus kita pertimbangkan. Yang paling penting di antaranya adalah bahwa lokasinya harus jauh dari kota atau sumber cahaya besar apa pun karena ini akan menyulitkan untuk mendapatkan gambar yang jelas dari objek langit dalam yang ingin Anda tangkap,” kata Luke. 

Luke lebih suka memotret nightscape, suatu bentuk astrofotografi yang menangkap pemandangan di malam hari. Artinya, lokasi yang ia pilih adalah lokasi yang juga bisa menghasilkan foto-foto indah di siang hari. Pemandangan favoritnya adalah pilar laut, gunung, dan struktur-struktur yang dibangun, seperti mercusuar misalnya.  

“Secara umum, jika sebuah pemandangan tidak menghasilkan foto yang menarik di siang hari, maka kemungkinan besar ia juga tidak akan menjadi foto yang menarik di malam hari,” kata Luke. 

Ada situs-situs online yang menyediakan informasi tentang area dengan polusi cahaya minimal yang digunakan Luke untuk mencari lokasi baru.

Alpha 7 IV | FE 12-24mm F2.8 GM | 12mm | 20 sec | F2.8 | ISO 6400

Semakin cerah langit, semakin terang bintang-bintangnya 

Perhatikan ramalan cuaca dan pastikan langit cerah pada malam pemotretan. Pada umumnya, musim panas menghadirkan langit yang lebih cerah, tetapi tetap penting untuk mempertimbangkan elemen eksternal seperti asap kebakaran hutan dan partikulat atmosfer lainnya yang dapat membuat pemandangan menjadi kabur. Di sisi lain, musim dingin menghadirkan langit yang lebih cerah dan bersih, tetapi awan masih dapat menghalangi astrofotografi. 

“Cuaca akan selalu berubah. Cuaca bisa berawan di musim panas atau langit dapat menjadi cerah di musim dingin. Yang terbaik adalah bersikap fleksibel dan memeriksa prakiraan awan untuk mengetahui apakah ini saat yang tepat untuk memotret bintang sebelum keluar rumah,” kata Luke. 

Temukan waktu yang paling tepat 

Bayangkan bahwa Bima Sakti terbenam dan terbit dengan cara yang sama seperti matahari. Waktu galaksi terbit dari ufuk timur menjadi lebih cepat sekitar sedikit kurang dari empat menit setiap hari. Ini berarti ia akan terus terbit lebih awal sepanjang tahun.  

Jika Anda ingin memotret bagian timur Bima Sakti, waktu terbaik untuk menangkapnya adalah pada malam hari di bulan April hingga Juni. Di sisi lain, turunnya galaksi di bagian barat paling bagus dipotret dari bulan September hingga November. 

Alpha 7 IV | FE 12-24mm F2.8 GM | 12mm | 20 sec | F2.8 | ISO 6400

“Karena langit malam bervariasi sepanjang tahun, penting untuk melakukan penelitian terlebih dahulu. Mungkin juga tergantung di belahan dunia mana Anda berada, jadi pastikan Anda memastikannya sebelum pergi ke lokasi untuk menghindari kekecewaan,” saran fotografer ini. 

Pertimbangkan luminositas bulan 

Bulan, sebagai objek paling terang di langit malam, secara signifikan memengaruhi visibilitas bintang. Saat bertransisi dari bulan purnama ke bulan baru, langit menjadi lebih gelap sepanjang bulan. Menurut Luke, sekitar 10 hari per bulan di fase bulan baru, akan ada langit yang cukup gelap untuk astrofotografi. Idealnya, luminositas bulan di bawah 25 persen sudah cukup rendah untuk memberikan gambar langit malam yang cerah dengan bintang yang terang benderang dan objek langit dalam lainnya. 

“Perlu juga dicatat bahwa terkadang bulan hanya terbit setelah waktu yang ideal untuk melihat Bima Sakti. Jadi, manfaatkan waktu-waktu tanpa bulan karena langit akan gelap untuk Anda, dan Anda akan mendapatkan foto dengan benda langit yang cerah,” katanya. 

Ambil inspirasi dari karya orang lain 

Cara paling mudah untuk menemukan lokasi yang bagus adalah pergi ke lokasi yang Anda lihat dalam karya fotografer lain. Jika Anda melakukan ini, temukan sudut atau spot baru yang berbeda untuk membuat foto Anda unik dan menonjol. Inspirasi ada di mana-mana, dan tidak pernah salah untuk mencipatakan ulang potret yang Anda sukai. Yang penting adalah Anda tahu cara menambahkan sentuhan Anda sendiri pada ide fotografer lain yang Anda kagumi.

Alpha 7 IV | FE 12-24mm F2.8 GM | 14mm | 15 sec | F1.8 | ISO 5000

“Ambil inspirasi dari karya orang lain tetapi ingat untuk selalu menambahkan sentuhan Anda sendiri. Biarkan jiwa kreatif Anda mengalir dan temukan cara untuk menampilkan lokasi yang sama dengan cara yang unik bagi Anda dan gaya Anda,” kata Luke. 

Memotret langit malam di kota 

Meskipun pemotretan di lokasi cenderung dianggap lebih bagus, bukan berarti astrofotografi di kota adalah sesuatu yang mustahil, menurut Luke. Namun, karena akan ada sumber cahaya yang cukup terang yang dapat mengganggu luminositas langit yang ideal, pemotretan harus dilakukan dengan memperhatikan hal-hal tertentu. Jika Anda tinggal di atau dekat kota dan tidak sabar untuk pergi ke lokasi untuk mencoba astrofotografi, jangan khawatir! Berikut tips Luke dalam mengambil foto langit malam di kota: 

  1. Coba untuk memotret saat kondisi langit tanpa awan dengan kabut atmosfer dan cahaya seminimal mungkin.
  2. Sekitar pukul 2-3 pagi adalah waktu yang tepat untuk mengambil foto, karena kebanyakan orang sudah tidur dan banyak tempat tutup, sehingga polusi cahaya dapat diminimalisir. 
  3. Fase bulan harus dekat dengan bulan baru atau setidaknya tidak di langit selama waktu pemotretan. 
  4. Gunakan filter polusi cahaya pada lensa Anda yang membantu menghalau sebagian cahaya yang mengaburkan pemandangan langit malam dari kamera Anda. 
  5. Posisikan diri Anda membelakangi sumber cahaya paling terang di dekat Anda. Mengarah ke garis pantai dan menghadap ke laut adalah cara yang bagus untuk memulai karena hanya ada sedikit atau tidak ada cahaya sama sekali yang terlihat. 

Meskipun menemukan lokasi Anda sendiri untuk astrofotografi mungkun cukup sulit dan cuaca mungkin tidak mendukung Anda, fleksibilitas adalah kuncinya! Seperti yang Luke bagikan, “Anda masih dapat mengubah keadaan dengan menemukan hal-hal menyenangkan lainnya untuk difoto, seperti lukisan cahaya misalnya. Pada akhirnya, yang terpenting adalah perencanaan strategis dan riset yang cermat. Pergilah dan carilah langit yang cerah!” 

Article Theme

เราต้องการขอการเข้าถึงตำแหน่งทางภูมิศาสตร์ของคุณเพื่อมอบประสบการณ์ที่กำหนดเองให้กับคุณ โปรดทราบว่าคุณสามารถถอนความยินยอมของคุณได้ตลอดเวลาผ่านการตั้งค่าเบราว์เซอร์ของคุณ